Rabu, 28 April 2010

Apa Kabar RPPku?

Oleh Totok Prasetyono, S.Pd, M.Sc.


Setiap awal tahun pelajaran dapat dikatakan menjadi awal yang sibuk bagi guru dalam mempersiapkan perencanaan mengajar atau lebih dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP itu dibuat sekaligus, dijilid rapi lalu ditandatangankan ke Kepala Madrasah bahkan bisa sampai ke pengawas. Berbagai cara pun dilakukan oleh seorang Guru. Mulai dari cara mengkopi dari teman lalu ditutup dan diganti namanya, sampai dengan cara yang paling canggih memperoleh RPP dengan mengambil soft copy dari teman atau mendownload lewat internet. Setelah RPP tersusun, puaslah guru yang membuat RPP. Namun sebenarnya, RPP Guru untuk apa? Dan bagaimanakah cara menyusun RPP yang baik dan efektif?

Terdapat empat tugas utama seorang guru, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi, dan melaksanakan tugas tambahan lainnya. Membuat perencanaan untuk proses pembelajaran adalah tugas utama Guru yang pertama. Dengan kata lain menyusun RPP adalah hasil kerja/produk Guru yang pertama.

RPP merupakan perencanaan pembelajaran yang digunakan guru sebagai acuan dan pedoman mengajar ketika di dalam kelas. Semua kegiatan yang akan diperagakan oleh Guru sudah tertuang di dalam RPP. Sehingga RPP bisa diibaratkan sebagai kompas yang digunakan seorang navigator dalam sebuah pelayaran kapal di laut. Tanpa ada kompas navigator akan kebingungan ke mana kapal akan diarahkan. Logikanya seorang Guru akan kebingungan apabila berangkat mengajar di dalam kelas tanpa memegang RPP. Dengan begitu, saat mengajar, RPP harus siap dibawa ke kelas.

Sungguh teori hanya sekedar teori, kenyataannya RPP yang sudah ditandatangani kepala sekolah hanya sekadar sebagai dokumen yang disimpan di meja atau lemari guru dan dicadangkan untuk persediaan andaikata terjadi pemeriksaan. Saat mengajar, guru kembali ke modal hapalan tanpa melihat RPP. Jadi, pembelajaran klasik dan konvensional senantiasa terjadi meskipun RPP guru berpola pembelajaran modern.

Sebenarnya RPP disusun adalah berdasarkan pengalaman Guru pada saat mengajar, dengan begini akan diketahui kelemahan-kelemahan RPP. Karena tidak semua rencana akan sesuai dengan kenyataan. Sehingga secara langsung kita akan mempunyai draft RPP untuk tahun berikutnya, dengan cara mencoret hal-hal yang tidak sesuai dan menambah segala sesuatu yang diperlukan untuk kesempurnaan RPP berikutnya. Dengan begitu, RPP selalu terbarui berdasarkan kondisi pembelajaran yang tengah berlangsung.

Kalau hal ini bisa diterapkan insya Allah, akan lebih menghemat waktu dan tenaga untuk pembuatan RPP di tahun-tahun berikutnya. Karena, RPP bersifat mempribadi berdasarkan kondisi siswa, kelas, dan menu kompetensi dasar yang akan dicapai.Dan kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) bisa diisi dengan hal-hal yang lebih bermanfaat untuk pengembangan kompetensi Guru dan tidak hanya untuk menyusun RPP saja.

Senin, 18 Januari 2010

CLASSIC AND MODERN MEASUREMENT

To determine the item difficulty of item, we recognize the classic measurement and modern measurement. The classic measurement taken by the correct answer proportion from all testees to an item. Although referred as classic measurement, but still be used up to now
The classic Measurement have the weakness, if an item or quesioner replied by different testee group, hence the item characteristic generally will be change to alter. Equally that item difficulty wil be change, because answered by different competitor group.This matter is the weakness from the classic measurement.

Modern measurement aim to eliminate the weakness of the classic measurement. Especial target of modern measurement is discharge not apart its between the item tes with testee. With the modern measurement, the character of item will being equal, not become problem the which testees do it. That way also, the characteristic of testee will being equal, not become problem the which item answered to.
Next description can be asked to totokprasetyono@yahoo.co.id

MODEL RASCH MULTILEVEL

Model Rasch merupakan salah satu model pengukuran modern IRT (Item Response Theory).
Model Rasch paling sering digunakan karena bentuknya yang sederhana. Melalui model ini kita dapat memperoleh taraf kesukaran butir soal dan tingkat kemampuan peserta tes dengan cara mengestimasi.

Setelah mengetahui tingkat kemampuan siswa kadang-kadang masih menimbulkan pertanyaan. Sesungguhnya latar belakang apa
yang menyebabkan seorang siswa mempunyai jawaban/respon yang demikian.

Dalam beberapa kasus kemampuan siswa dipengaruhi oleh
1. Guru yang mengajar


2. Perlakuan yang berbeda di tiap-tiap kelas yang ditempati


3. Status/kemampuan sekolah yang ditempati


4. Daerah/letak sekolah berada



Untuk mengetahui taraf kesukaran soal dan tingkat kemampuan siswa sekaligus mengetahui apakah kelas serta sekolah yang
ditempati itu memberikan pengaruh terhadap jawaban siswa, maka digunakanlah pengukuran MODEL RASCH MULTILEVEL.

Pembahasan lebih lanjut tentang MODEL RASCH MULTILEVEL, email ke totokprasetyono@yahoo.co.id